Kamis, 16 Mei 2013

Manajemen Keperawatan

A.DEFINISI

Pengertian Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain. Menurut P. Siagian, manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.

Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989).

Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat.

B.FUNGSI
Pelatihan Perawat UGD
Fungsi – Fungsi Manajemen

Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
a. Perenacanaan (planning), perncanaan merupakan :
1) Gambarn apa yang akan dicapai
2) Persiapan pencapaian tujuan
3) Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
4) Persiapan tindakan – tindakan
5) Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
6) Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan


C.APLIKASI


Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing – masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik.

Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset.

keperawatan gerontik

A.Definisi



Ilmu Keperawatan Gerontik  Ilmu + Keperawatan + Gerontik
  • Ilmu : pengetahuan dan sesuatu yang dapat dipelajari
  • Keperawatan : konsisten terhadap hasil lokakarya nasional keperawatan 1983
  • Gerontik : gerontologi + geriatrik
  • Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses penuaan/masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut.
  • Geriatrik berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang yang berusia lanjut.
  • Keperawatan Gerontik : suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosio-spritual dan kultural yang holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.


  • PROSES PENUAAN
    • Penuaan Primer : perubahan pada tingkat sel (dimana sel yang mempunyai inti DNA/RNA pada proses penuaan DNA tidak mampu membuat protein dan RNA tidak lagi mampu mengambil oksigen, sehingga membran sel menjadi kisut dan akibat kurang mampunya membuat protein maka akan terjadi penurunan imunologi dan mudah terjadi infeksi.
    • Penuaan Skunder : proses penuaan akibat dari faktor lingkungan, fisik, psikis dan sosial .
    Stress fisik, psikis, gaya hidup dan diit dapat mempercepat proses menjadi tua.
    Contoh diet ; suka memakan oksidator, yaitu makanan yang hampir expired.
    Gairah hidup yang dapat mempercepat proses menjadi tua dikaitkan dengan kepribadian seseorang, misal: pada kepribadian tipe A yang tidak pernah puas dengan apa yang diperolehnya.
    Secara umum perubahan proses fisiologis proses menua adalah:
    1. Perubahan Mikro  terjadi dalam sel seperti:
    • Berkurangnya cairan dalam sel
    • Berkurangnya besarnya sel
    • Berurangnya jumlah sel
    2. Perubahan Makro  yang jelas terlihat seperti:
    • Mengecilnya mandibula
    • Menipisnya discus intervertebralis
    • Erosi permukaan sendi-sendi
    • Osteoporosis
    • Atropi otot (otot semakin mengecil, bila besar berarti ditutupi oleh lemak tetapi kemampuannya menurun
    • Emphysema Pulmonum
    • Presbyopi
    • Arterosklerosis
    • Manopause pada wanita
    • Demintia senilis
    • Kulit tidak elastis
    • Rambut memutih  
    B.FUNGSI

    •  1) Pasien mampu berpartisipasi dalam memutuskan perawatan dirinya.
    • 2) lebih mengambil jarak dan berinteraksi
    • 3) fungsi psikososial,kemampuan berfikir dan gambaran diri
    C.APLIKASI
    • Karakteristik responden yang berusia 60-
    • 64 tahun sebanyak 8 orang (26,7%), 
    • responden yang berusia 65-69 tahun 
    • sebanyak 5 orang (16,7%), Sedangkan 
    • yang berusia 70 tahun keatas sebanyak 17 
    • orang lansia (56,7%).
    • 1. Berdasarkan jenis kelamin, karakteristik 
    • responden lansia terdapat 10 orang 
    • (33,3%) lansia yang berjenis kelamin 
    • laki-laki, serta 20 orang (66,7%) 
    • berjenis kelamin perempuan. 
    • 2. Responden dengan penurunan fungsi 
    • gerak menunjukan sebagian besar 
    • penurunan fungsi gerak lansia yaitu 
    • tergantung sebagian sebanyak 25 
    • orang (83,3%) dan tergantung total 
    • sebanyak 5 orang (16,7%). 
    • 3. Jumlah responden yang berusia 60-64 
    • tahun sebanyak 8 orang lansia (26,7%), 
    • dengan 6 orang menggunakan strategi 
    • koping PFC dan 2 orang menggunakan 
    • EFC. Pada responden yang berusia 65-
    • 69 tahun terdapat 5 orang lansia 
    • (16,7%) dan semuanya menggunakan 
    • strategi koping PFC. Sedangkan pada 
    • responden yang berusia 70 tahun 
    • keatas terdapat 17 orang lansia 
    • (56,6%), diantaranya 13 orang 
    • menggunakan strategi koping PFC dan 
    • 4 orang menggunakan strategi koping 
    • EFC. 
    • 4. Berdasarkan jenis kelamin terdapat 10 
    • orang (33,3%) lansia yang berjenis

Minggu, 12 Mei 2013

keperawatan gawat darurat

A.Definisi
Manajemen Gawat Darurat Dalam sebuah pelayanan kesehatantentunya juga tidak terlepas dari sebuah unit yang menanganikegawatdaruratan dan di rumah sakit biasa kita kenal dengan nama dan istilah Unit Gawat Darurat (UGD). Dan pengertian UGD adalah salah satu bagian di rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Di UGD dapat ditemukan dokter dari berbagai spesialisasi bersama sejumlah perawat dan juga asisten dokter. Kali ini Blog Keperawatan akan mencoba share sedikit mengenai manajemen gawat darurat ini dan semoga bisa memberikan manfaat.

Pertolongan pertama merupakan pertolongan secara cepat dan bersifat sementara waktu yang diberikan pada seorang yang menderita luka atau terserang penyakit mendadak. Tujuan yang penting dari pertolongan pertama adalah memberikan perawatan yang akan menguntungkan pada orang-orang tersebut sebagai persiapan terhadap penanganan lebih lanjut lagi nantinya bila memang diperlukan. 

Manajemen Perawat Gawat Darurat, Blog Keperawatan
B.Fungsi
  • Peran dan Fungsi Perawat
  • 2. Peran Perawat Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukannya dalam sistem, di mana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.
  • 3. Peran Perawat menurut CHStahun 1989 Pemberi asuhan keperawatan Advokat klien EdukatorPeran Perawat Koordinator Kolaborator Konsultan Pembaharu
  • 4.  Peran sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Peran sebagai Advokat klien Peran Edukator Peran Koordinator Peran Kolabulator Peran Konsultan Peran Pembaharu
  • 5. Fungsi Perawat Fungsi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi tersebut dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.
  • 6. Dalam menjalankan perannyaperawat akan melaksanakanbeberapa fungsi antara lain,  Fungsi Independen  Fungsi Dependen  Fungsi Interdependen
  • 7. PERAN PERAWATDALAM PEMBERIANOBAT. Perawat memiliki peranan yang penting dalam menageman terapi obat , pengaruh dari peranan ini meliputi : Tehnologi menperpanjang usia masyarakat,dan bertahannya mereka yang memiliki kebutuhan Biopsikososial yang banyak dan bermacam macam .Pendekatan perawatan sangatlah penting untuk mencapai keberhasilan klien dalam memakai aturan pengobatan yang diresepkan .pertimbangan –pertimbangan dalam mengunakan obat bebas.
  • 8. Fungsi perawat dalammemberikan obat.1. Secara mandiri atau independen dimana perawat dapat melakukan tindakan secara mandiri terhadap diagnosa tertentu dan merupakan tanggung jawab perawat. (tindakan perawatan).2. Secara Dependen dimana perawat berkolaborasi dengan team kesehatan lainnya dalam pemberian obat dalam praktek seorang perawat mempunyai hak dan efek dalam pemberian obat.
  • 9. Peran dan tanggungjawab perawat dalampemberian obat.  Perawat harus: * Mempunyai pengetahuan 1.Tentang obat obatan dan kerja obat * Memahami tentang obat –obatan 5. Dosis 6. Reaksi obat 7. Mekanisme tubuh 8. Efek obat
  • 10. 5.Efek samping obat6.Cara pemberian7.Inter aksi obat8.Magna pemberian obat9.Prilaku dan persepsi pasien dalam menerima therapi obat.
  • 11. tugasCoba saudara amati bagaimanatugas perawatan dalam pemberianobat yang ada di DKI jakarta,apakahsudah sesuai dengan aturan yangada , buat laporanya secarakelompok.
  • C.Aplikasi
  • Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.
    lanjut

keperawatan keluarga

A.Definisi

 Definisi keluarga
Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat. Berikaut akan dikemukakan beberapa pengertian keluarga.
A. Raisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek.
B. Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan daribeberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.
C. Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu.
D. Duvall (1986)
Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.
E. Bailon dan Maglaya (1978)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka salaing berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
F. Johnson’s (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.
G. Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam iterelasi sosial, peran dan tugas.
B.FUNGSI
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.
2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial (Friedman, 1986)
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi
Funsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan/atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.
C.Aplikasi

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga.


keperawatan komunitas


1. Definisi

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan
nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi
yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di
dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita,
kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang,
masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta
masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan
utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).
B.Fungsi


b. Fungsi keperawatan komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan
atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat
dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).
C.Aplikasi


Keperawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan
perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap
kesehatan masyarakat dan memberikan prioritas pada strategi pada pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi yang mengacu pada
paradigma keperawatan secar umum dengan empat komponen dasar yaitu; manusia,
kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
b. Pengorganisasian masyarakat
Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut Rothman (1998) meliputi
peran serta masyarakat (localiti developmen), perencanaan sosial melalui birokrasi
pemerintah (social developmant) dan aksi sosial berdasarkan kejadian saat itu (social
action) (Mubarak, 2009).
Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat dilakukan melalui tahapan-tahapan
berikut:
1) Tahap persiapan
Dilakukan dengan memilih area atau daerah yang menjadi prioritas,
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat , mempelajari dan
bekerjasama dengan masyarakat.
2) Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian dengan pola yang
ada dimasyarakat dengan pembentukan kelompok kerja kesehatan.
3) Tahap pendidikan dan pelatihan
Melalui kegiatan-kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
melalui pengkajian, membuat pelayanan keperawatan langsung pada individu,
keluarga dan masyarakat.
4) Tahap formasi kepemimpinan
Memberikan dukungan latihan dan mengembangkan keterampialan yang
mengikuti perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan  kegiatan pendidikan kesehatan.


keperawatan jiwa

A.Definisi


  Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, keluarga,dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal, perkembangan keperawatan jiwa dalam evolusi di kenal beberapa teori dan model keperawatan yang menjadi acuan dalam keperawtan jiwa dalam beberapa priode, pada awal perawatan pasien jiwa dengan gangguan jiwa tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan atau (constodia care). Selanjutnya perawatan jiwa bersifat isolasi dan penjagaan, mereka di tempatkan di tempat khusus yang berkembang menjadi primary concicted of costoidal care ( perawatan jiwa waktu itu pasiennya dikumpulkan di suatu tempat yang hanya di terapi oleh kaum agamis ).
         Pada tahun 1945 berfokus pada penyakit model kuratif, perawatan pasien jiwaa ini hanya  difokuskan pada pengobatan saja tidak memandang apa penyebabnya, bagaimana kehidupannya keluarganya dan bagaimana lingkungan sosialnya. Pada tahun 1950 pasien jiwa sedikit di fokuskan bagaimana keluarganya menghadapi pasien jiwa, lingkungan dan sosialnya karena bagian dari tim dalam hal keperawatan pasien dan pada tahun ini pula perawatan kesehatan jiwa sudah terpusat pada rumah sakit jiwa terletak pada pemukiman yan padat, pada tahun 1960  penderita gangguan jiwa mulai mendapatkan haknya dan hal itu telah diatur oleh UU di setiap Negara. Pada tahun 1980 perawatan rumah sakit jangka panjang yang lama menjadi lebih singkat hal ini di karenakan rumah sakit telah memulai memfokuskan pada komunitas lingkungan social dan keluarganya yang punya peran sangat penting dalam pemyembuhanya.

B.Fungsi


a)    Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal  keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling menghargai antar anggota kelurga.
b)    Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi
c)    Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d)    Fungsi Ekomomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.
e)    Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
C.Aplikasi

Keperawatan jiwa (mental health nursing) adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya. Praktik klinik keperawatan jiwa adalah suatu bentuk aplikatif dari mata ajar keperawatan jiwa yang telah dipelajari mahasiswa dan merupakan bagian dari sosialisasi profesi yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk layanan bio- psiko-sosio-spiritual yang komprehensip pada semua tingkat perkembangan manusia dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Buku ini sebagai acuan perawat, pengajar dan mahasiswa, dibuat dengan komprehensif segala sesuatu yang berkaitan dengan praktik klinik keperawatan jiwa, sehingga memudahkan untuk dibaca dan dipahami. Pengetahuan dan ketrampilan yang didapat dalam buku ini diharapkan dapat menjadi dasar mahasiswa memasuki dunia keperawatan dan menjadi seorang perawat professional dalam memberikan pelayanan keperawatan jiwa dan integrasi dengan bidang lain pada klien dan keluarga dalam berbagai kondisi, baik ditatanan rumah sakit maupun komunitas.

keperawatan anak

A.Definisi
Keperawatan Anak  merupakan keyakinan atau cara pandang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak : keperawatan yang berfokus pada keluarga, pencegahan terhadap trauma dan manajemen kasus. Perawatan berfokus pada keluarga Elemen pokok asuhan yang berpusat pada keluarga :  Hubungan anak dan orangtua adalah unik  Orangtua dapat memberikan asuhan yang efektif selama hospitalisasi anaknya.  Kerjasama dalam model asuhan adalah fleksibel dan menggunakan konsep dasar asuhan keperawatan anak.  Keberhasilam dari pendekatan ini tergantung pada kesepakatan tim kesehatan untuk mendukung kerjasama yang aktif dari orangtua. Kesepakatan untuk menggunakan pendekatan family centered tidak cukup hanya dari perawat tetapi juga seluruh petugas yang ada. Atraumatic care  perawatan yang tidak menimbulkan adanya trauma pada anak & keluarga difokuskan pada pencegahan terhadap trauma yang merupakan bagian dalam keperawatan anak.


B.Fungsi

- fungsi anak supaya tidak trauma
- fungsi anak supaya mau brsosialisasi di sekitar lingkunganannya

1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemebrian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko – sosial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh daur kehidupan manusia.
Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan intelektual, keterampilan teknikal dan keterampilan interpersonal serta menggunakan proses keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimal.
C.Aplikasi
Sebagai suatu profesi , keperawatan memiliki unsur – unsur penting yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan yaitu respon manusia sebagai fokus telaahan, kebutuhan dasar manusia sebagai lingkup garapan keperawatan dan kurang perawatan diri merupakan basis intervensi keperawatan baik akibat tuntutan akan kemandirian atau kurangnya kemampuan.
Keperawatan juga merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat terapeutik atau kegiatan praktik keperawatan yang memiliki efek penyembuhan terhadap kesehatan.

keperawatan maternitas

A.Definisi
Pengertian
•Nifas / puerperium: periode waktu / masa dimana organ-organ reproduksi kembali ke keadaan sebelum hamil.
•Dimulai setelah kelahiran placenta, berakhir saat alat kandungan kembali ke keadaan sebelum hamil.
•Waktu sekitar 6 minggu
•Involusi: proses perubahan organ repro.
•Masa nifas normal: involusi uterus, pengeluaran lokia, pengeluaran ASI dan perubahan sistem tubuh termasuk keadaan psikologis normal.
Periode nifas, dibagi 3:
•Immediate puerperium
Segera setelah persalinan sampai 24 jam setelah persalinan.
•Early puerperium
1 hari – 7 hari setelah melahirkan.
•Later puerperium
Waktu 1 minggu – 6 minggu setelah melahirkan.
Perubahan / adaptasi masa nifas
• Involusi uterus dan pengeluaran lochea.
• Perubahan fisik
• Lactasi
• Perubahan sistem tubuh
B.fungsi

  1. Untuk menilai kesehatan ibu dan bayi baru lahir
  2. Pencegahan terhadap kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya
  3. Mendeteksi adanya kejadian-kejadian masa nifas
  4. Menangani berbagai masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu maupun bayi pada masa nifas
    C.Aplikasi
    6-8 jam setelah persalinan
    1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
    2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain pada perdarahan, rujuk bila perdarahan
    3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana cara mencegah  perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
    4. Pemberian ASI awal
    5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi (Bounding Attachment)
    6. Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermia.
    6 hari setelah persalinan
    1. Memastikan involusi uterus berjalannormal : uterus berkontraksi fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal
    2. Menilai adanya tanda-tandademam, infeksi atau perdarahanabnormal
    3. Memastikan ibu mendapatkancukup makanan, cairan dan istirahat
    4. Memastikan ibu menyusui denganbaik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
    5. Memberikan konseling pada ibumengenai asuhan pada bayi,perawatan tali pusat, menjaga bayitetap hangat dan merawat bayi sehari-hari

keperawatan medikal bedah

a.    Definisi Laparatomi Eksplorasi

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen, bedah laparatomi merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan kandungan. Adapun tindakan bedah digestif yang sering dilakukan dengan teknik sayatan arah laparatomi yaitu: Herniotorni, gasterektomi, kolesistoduodenostomi, hepateroktomi, splenorafi/splenotomi, apendektomi, kolostomi, hemoroidektomi dan fistulotomi atau fistulektomi. Tindakan bedah kandungan yang sering dilakukan dengan teknik sayatan arah laparatomi adalah berbagai jenis operasi uterus, operasi pada tuba fallopi dan operasi ovarium (Prawirohardjo), yaitu: histerektomi baik itu histerektomi total, histerektomi sub total, histerektomi radikal, eksenterasi pelvic dan salingo-coforektomi bilateral. Selain tindakan bedah dengan teknik sayatan laparatomi pada bedah digestif dan kandungan, teknik ini juga sering dilakukan pada pembedahan organ lain, menurut Spencer (1994) antara lain ginjal dan kandung kemih. Ada 4 (empat) cara, yaitu:
1.    Midline incision
2.    Paramedian, yaitu : panjang (12,5 cm) ± sedikit ke tepi dari garis tengah
3.    Transverse upper abdomen incision, yaitu : sisi di bagian atas, misalnya pembedahan colesistotomy dan splenektomi
4.    Transverse lower abdomen incision, yaitu : 4 cm di atas anterior spinal iliaka, ± insisi melintang di bagian bawah misalnya : pada operasi appendictomy.
b.  fungsi
a)    Mengurangi komplikasi akibat pembedahan
b)    Mempercepat penyembuhan
c)    Mengembalikan fungsi pasien semaksimal mungkin seperti sebelum operasi
d)    Mempertahankan konsep diri pasien
e)    Mempersiapkan pasien pulang.
c.    aplikasi
pembedahan sangat lah penting untuk luka yang parah.Tindakan bedah kandungan yang sering dilakukan dengan teknik sayatan arah laparatomi adalah berbagai jenis operasi uterus, operasi pada tuba fallopi dan operasi ovarium (Prawirohardjo), yaitu: histerektomi baik itu histerektomi total, histerektomi sub total, histerektomi radikal, eksenterasi pelvic dan salingocoforektomi bilateral.setelah operasi dengan latihan nafas dan batuk efektif, latihan mobilisasi dini. Latiahn-latihan fisik diantaranya latihan nafas dalam, latihan batuk, menggerakan otot-otot kaki, menggerakan otot-otot bokong. Latihan alih baring dan turun dari tempat tidur, semuanya dilakukan hari ke 2 post opersi.